Cerpen :
Hangat matahari sore jatuh di halaman rumah. Sinarnya
yang indah menambah kecantikan buga-bunga di taman. Tentu saja tak kusia-siakan
pemandangan sore itu. Seperti biasa, aku dan ibu duduk berdua di teras rumah.
Kebetulan rumah kami menghadap barat dan strategis untuk melihat matahari
terbenam.
Ketika sedang asyik mengobrol dengan
ibu, aku teringat kalau nanti malam aku punya acara dengan Zita. Zita adalah
teman dekatku, malah pake banget deh dekatnya. Kami sudah berteman sejak kami
masih di bangku Taman Kanak-Kanak atau yang terkenal dengan sebutan “TK”,
hingga kini yaitu kelas 1 SMA. Kalau dihitung-hitung kami sudah kenal selama 10
tahunan.
“Bu….Ibu, aku mau minta ijin boleh
nggak ? “ tanyaku yang tiba-tiba memotong perbincangan kami.
“Ijin apa Al, jangan bilang kalau
kamu mau minta ijin ngambil duit ibu lho !”tebak ibu membuatku tertawa.
“Hehe Ibu ini bisa aja !” jawabku
tersenyum kecil.
“Lalu ijin apa sayang ?”tanya ibu
penasaran.
“Gini lho Bu, nanti malam kan ada
acara party di rumah temenku, aku diundang.” Jelasku pada
“Malem to ndo ? memangnya kamu mau
pergi sama siapa ?”tanya ibu dengan pandangan yang tajam setajam silet.
“Ibu nggak perlu khawatir, aku
kesananya sama Zita ko !”jawabku berusaha meyakinkan Ibu.
“Owh sama Zita , ya tentu saja boleh
!”jawab ibu dengan lega.
Kalau sudah nyangkut Zita pokoknya
beres deh, pasti ibu ngijinin. Ibuku sudah sangat percaya sama Zita, apalagi
Zita anaknya baik.
“Hore!!”gemuru hatiku bagai air
terjun.
Aku langsug masuk rumah dan mandi.
Seperti biasa, kalau lagi mandi, aku pasti nyanyi. Rasanya nggak afdol kalau
mandi nggak diiringi lagu merdu dari suaraku. Gini-gini aku pernah ikut
KOOR lho, ya walaupun hanya KOOR sewaktu
upacara saja.
****
“Persahabatan bagai kepompong,
mengubah ulat menjadi kupu-kupu.”aku yang sedang berdandan bergegas
meninggalkan kaca dan mengambil Hp.ku yang berbunyi.
“Al, kamu udah siap kan ? Ayo
berangkat !!
Aku udah on the
way nihh !” kata-kata itu muncul di Hp.ku.
“Okkeh !” balasku dengan Hp Blackberryku yang masih
baru.
Kini aku sudah rapi, semuanya sudah lengkap, mulai
dari tas sampai aksesoris, tak ketinggalan dompet.
“Ibu, Alya berangkat dulu yaa !”kataku dengan nada
yang cukup gembira sambil mencium tangan ibuku tercinta.
“Ya hati-hati nak.”jawab ibu penuh kelembutan.
Kulangkahkan kakiku keluar rumah, kubuka pintu antik
yang sudah cukup tua dengan perlahan.
“Hmm Zita mana yah ! Ko lama banget !”pikirku dalam
hati sambil duduk santai di kursi goyang.
Kugerakkan ke depan dan ke belakang sampai kursi itu
bergerak dengan sendirinya. Tak disangka kursi goyang itu mengantarkanku ke
dunia khayal. Dunia yang tak asing bagiku. Di sana aku bermimpi sudah sampai di
tempat party.
“Woww sungguh megah sekali party ini !”kataku.
“Semua orang yang ada di sini cantik dan ganteng semua.”lanjutku
kagum.
Sambil tersenyum kecil, lamunanku terus mengalir bak
air terjun yang mengalir. Begitu indah kejadian yang aku dapatkan dalam dunia
khayal itu. Tapi, apa yang terjadi ! Tiba-tiba ketika aku sedang berjalan
mendekati pria tampan yang memanggilku, ada sesosok misterius yang menepuk
punggungku dari belakang.
“Oh tidak, pergi kau monster ! Jangan makan aku
!”seruku dengan nada tinggi smpai-sampai kalau dipikir-pikir suaraku itu
mengalahkan suara merdunya Gita Gutawa lho. Tai sayang, nggak ada yang mikir !
“Al,Alya ini aku Zita.”kita Zita
“Kamu nggak papa kan ?”lanjut Zita memastikan.
“Lho ko aku masih di rumah ? Tadi aku udah sampai di
tempat partinya Mita !”perkataanku itu muncul dengan polosnya dari mulutku.
“Kamu tadi ngelamunin apa sih, dipanggilin ratusan
kali malah diem aja !”jawab Zita sedikit kesal.
“Hehe maaf ya Ta,abisnya kamu lama banget sih
!”jawabku seperti tak punya dosa.
“Ya udah capcuss yuh !kata Zita.
“Yuk, let’s go !”
****
“Al, kamu udah bawa topeng ?”tanya
Zita.
“Topeng ? Buat apa ??”jawabku
bingung.
“Oh iya, kamu belum belum tau yah
kalau partinya tuh pesta topeng !”kata Zita sambil membelokkan motornya kea rah
toko.
“Ya belum lah, dikasih tau juga
nggak ! Gimana mau tau !!”jawabku sedikit kesal.
“Udah donk cantik jangan ngambek gitu, nanti cantiknya ilang
lho ! Kita beli dulu yahh !” kata Zita mencoba merayuku.
“Ya udah !”jawabku singkat.
****
“Udah sampai Al, ayo turun !”seru
Zita.
“Ternyata party ini lebih indah dari
lamunanku tadi. Hanya bedanya di sini semua orang memakai topeng, jadi wajah
mereka tertutup, nggak tau deh yang ganteng yang mana.”gumam hatiku sambil
tertawa.
“Al,Ta, gabung ma temen yang lain
gih !”sambut Mita setelah kami
mengucapkan selamat ulang tahun padanya.
“Ya makasih Mitt !”jawabku dan Zita kompak.
****
“Cek….cek…..”tiba-tiba suara itu
terdengar dari atas panggung.
“Ya buat teman-teman semua, acara
selajutnya adalah dansa berpasangan.”katanya mengumumkan.
“Hah apa ? dansa berpasangan
?”tanyaku heran.
“Jadi begini acaranya, nanti setiap
orang akan mendapatkan pasngan masing-masing dengan cara semuanya berbaris, lalu
mata kalian akan kami tutup. Langkah kaki kalian akan mengantarkan kalian pada
pasangan kalian masing-masing.”kata seseorang di atas panggung sana bak seorang
instruktur handal.
“Ya, apakah kalian sudah siap
?”lanjutnya.
“Siap !!”jawab semua orang.
Sekarang semua orang sudah berbaris,
dan mata mereka akan ditutup.
“Al, ngapain sih pake acara ginian
segala ?”tanya Zita yang memang anti sama yang namanya cowo gara-gara dia pernah
broken heart.
“Hahaa ini justru kesempatan bagus
Ta !”jawabku iseng.
“Ya langsung saja, mata kalian sudah
ditutup, silakan kalian berjalan, ikuti kata hati kalian !”kata orang di
panggung sana.
****
Suasana dalam ruangan ini semakin
ramai, sekarang semua orang sudah berpasangan, begitupun aku.
“Ayo buka penutup mata kalian !”kata
sang instruktur.
“Dag dig dug duerrrr !!”itulah detak
jantungku saat ini, bagaikan bom yang siap meledak.
Semua mata sudah terbuka, kini semua
orang bertatap-tatapan dengan pasangan mereka masing-masing. Begitu pun aku.
Aku hanya busa melihat kedua matanya yang sangat tajam menatapku. Ku coba
memalingkan pandanganku ke bawah.
“Hey kau baik-baik saja ?”kata cowo
misterius yang rasanya tak asing bagiku.
“Oohh iya nggak papa ko.”jawabku
memandangnya.
“Namamu siapa ?”
“Aku….aku Alya.”jawabku singkat,
namun ragu.
“Oh Alya, senang berkenalan
denganmu, aku Ilham.”suaranya tedengar lembut dan bersahaja di telingaku.
“Mmmm ternyata orangnya ramah juga
!”bisik hatiku sambil tersenyum padanya.
“Ayo kita dansa!”ajak Ilham.
“Tapi, aku tidak bisa dansa.”jawabku
ragu.
“Nanti aku ajarin, tenang aja
!”jawabnya tersenyum.
****
“Akhirnya sampai rumah juga
!”seruku.
Ku letakan tas, sepatu, gelang, dan
lainnya di tempat asalnya. Sekarang aku sudah siap tidur. Tapi ada satu hal
yang masih aku pikirkan. Aku masih penasaran dengan sesosok lelaki yang menjadi
pasangan dansaku. Walaupun aku baru bertemu dengannya, tapi perasaanku terus
mengatakan bahwa dia tak asing bagiku.
“Aduh,, aku jadi nggak bisa tidur
nihh !!”sesalku.
“Rrrrddd……rddddd……rdddddd”Hpku
getar, ada sms masuk.
“Met bobo yaa Alyaa, semoga mimpi indah.”
“Lho ini sms dari siapa ! Ko nggak
ada namanya yah !”kataku bingung.
“Ini siapa yah ?”balasku singkat.
“Aku Ilham, yang tadi dansa sama
kamu.”aku kaget melihat balasan sms darinya. Ternyata dia Ilham, aku baru sadar
kalau tadi dia minta nomor Hpku.
“Ohh kamu toh ,ya makasih
ucapannya.”balasku.
“Ya sama-sama J” balasnya.
Aku langsung tidur, karena besok aku
harus sekolah.
****
Sudah satu minggu ini aku
berhubungan dengan Ilham. Walaupun hanya lewat sms saja, tapi rasanya aku sudah
kenal dia lama sekali. Perasaanku terus menerus berkata dia orang yang tak
asing bagiku. Perasaan ini ku ceritakan pada sahabatku, Zita. Dia memberikan
solusi, sebaiknya aku tanya langsung sama Ilhamnya. Itulah yang dikatakan Zita.
Tapi, ada yang masih mengganjal di hatiku untuk menanyakannya pada Ilham, aku
masih ragu.
Tiba-tiba aku teringat mas lalu,
masa sewaktu aku SD. Dulu, aku pernah punya teman namanya juga Ilham, tapi aku
memanggilnya Iam. Dia anaknya cukup bandel, sering jail sama aku. Jadinya aku
cukup benci juga sama dia. Tapi anehnya walaupun benci, aku tetap nyaman aja
berteman sama dia. Sampai pada suatu hari dia pergi, pindah sekolah ke luar
kota. Aku baru merasakan kehilangan dia, saat dia telah pergi jauh. Tlah ku
coba menghubunginya, namun tak pernah ada kabar apapun. Hingga kini aku tak tau
bagaimana keadaannya. Saat itu aku pernah merasa terpuruk, karena aku telah
membencinya. Benci yang tumbuh saat itu perlahan-lahan tumbuh menjadi rasa
rindu. Untung ada temenku Zita yang menghiburku dalam keterpurukan itu.
“Al, ko baksonya nggak dimakan ?buat
aku aja apa ?”tanya Zita yang sedang memakan bakso di kantin, saat ini memang sedang
jam istirahat.
“Apa Ta?”kataku bingung.
“Itu baksomu nggak dimakan non? Kamu
ngelamun apa sih ?”tanya Zita sambil menunjuk mangkok baksoku yang masih
tertata rapi, belum diberi saus atau kecap sedikitpun.
“iya ni Ta,, aku masih kepikiran
sama cowo misterius itu. Aku ngerasa kenal banget sama dia. Tadi waktu aku
ngelamunin dia malah aku jadi inget sama Ilham temen SD kita.”jelasku dengan
mengaduk-aduk es teh di hadapanku.
“Ohh iya kamu benar Al !”kata Zita
penuh semangat.
“Benar apanya ?Emangnya lagi
tebak-tebakkan apa ?”tanyaku.
“Iya benar, benar-benar salah
maksudnya !”ledek Zita yang membuatku sedikit kesal.
“Eh Al, bercanda kali ! Ni aku
serius, bisa jadi si Ilham cowo misterius itu adalah Iam teman semasa SD
kita.”lanjut Zita bak seorang detectif
professional.
Otakku berputar dan terus berputar.
Jangan-jangan benar yang dikatakan Zita kalau Ilham adalah Iam, orang yang
selama ini aku cari.
“Tett…….tetttttt……”bel masuk
berbunyi.
“Ayo Al, masuk kelas sekarang
pelajarannya Bu Killer nanti kita diomelin!” kata Zita serius.
****
Akhirnya kubulatkan tekad, kusatukan
niat. Ku ambil Hp.ku, pencet tombol tengah masuk ke kontak lalu pilih Ilham.
“Siang Ilham, aku mau nanya nih !
Nama lengkapmu sih siapa ?” lalu kirim.
“Namaku Ilham Maulana,kenapa
?’jawabnya.
Aku terkaget-kaget melihat sms itu.
“Apa??Ilham Maulan ?itu nama
lengkapnya Iam.”bisikku.
Tanpa berpikir lama, aku memutuskan
untuk mengajak Ilham ketemuan.
“Ilham, datang ke cafĂ© Cahaya yaa !
Penting !!!!!!”
Aku langsung ganti baju, kuambil
tasku lalu langsung tancap gas ke café. ****
Ternyata Ilham sms aku kalu dia udah
sampai, tapi aku sempat bingung mencarinya, karena bertemu di pesta kami
sama-sama memakai topeng. Ku langkahkan kakiku menuruti hati nuraniku. Tiba-tiba
ku melihat wajah seseorang yang sudah lama hilang dari hidupku.
“Iammm……”panggilku panjang.
“Anda siapa ?Ko tau nama panggilan
saya sewaktu kecil ?”tanyanya.
“Ini aku Alya,Alya Fitria
Rahma,temen SDmu, apakah kau ingat ?”kataku dengan mata yang berkaca-kaca,terharu.
“Alya,, benarkah kau Alya ?”tanya
Ilham dengan ragu.
“Iya ini aku.”jawabku tak kuat
menahan air mata yang akan menetes.
Kami berdua pun duduk berdua. Ingin
rasanya aku memeluknya untuk menghilangkan rasa rinduku,tapi ku ingat sesuatu. Dia
bukan muhrimku. Setelah berbicara lama, ternyata benar kalau dia adalah si cowo
misterius yang berdansa denganku. Dulu aku memang sempat membenci Iam, tapi
sepertinya rasa itu mulai tumbuh menjadi cinta. Aduh,, BBC ! Benci bilang cinta
! ingin rasanya ku meneterwakan perasaanku sendiri. Ya Allah, apakah benar aku
telah jatuh cinta padanya ? Terima kasih Ya Allah telah mempertemukan kami
lagi. Akhirnya kini hidupku bertambah berwarna dengan kehadirannya.source
Akhirnya ku menemukanmu :D
BalasHapus@Rafi suksesor
BalasHapus, alhamdulllah kang ,. :D
, makasih atas kunjungannya :)
mantap....
BalasHapusblog agan udah ane follow...
follback blog ane ya gan
williancessna.blogspot.com
cuma mau nanya sambil absen mampir! hihi. itu menjolok (pinggirnya ada ada beberapa spasi) itu pakai tab atau pakai spasi ya? *kira2 pertanyaan saya jelas tidak ya hohoho
BalasHapus@kaze-kate.net sepertinya hanya dengan spasi saja ze!
BalasHapus@Willian Firdaus
BalasHapusmakasih kang,. sukses untuk follbacknya.
@kaze-kate.net
BalasHapusyap, menggunakan spasi kak.
@downloadsatujari
BalasHapus, horeee :D benar dugaan anda .
keren nih kang cerpennya..
BalasHapus@obat
BalasHapus, makasih kang :D